Terdapat Empat Pilar Gerakan Literasi Digital, yaitu keterampilan digital (keterampilan digital), etika digital (etika digital yang mencakup Hak cipta), budaya digital(budaya digital, termasuk jejak digital), dan keamanan digital (keamanan digital yang berisi data-data pribadi).
Ia memberikan tujuh tips bijak sebagai orang tua dan pendidik di era digital, yaitu up to date dengan perkembangan teknologi, mempelajari keamanan internet, berkomunikasi dengan anak tentang penggunaan gawai, tetapkan aturan yang konsisten dan jelas, jadilah teladan yang baik, berikan edukasi tentang konten digital, dan ajak anak untuk beraktivitas lain.
Pembicara kedua, Ifah Hanifah Misbach, mengangkat topik Ketahanan Keluarga Menghadapi Teknologi Digital pada Anak dan Remaja. Ia berpendapat bahwa gen alfa akan menjadi generasi terbanyak dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
“Mereka yang lahir dan tumbuh di tengah transformasi digital VUCA ( Volatility , Uncertainty, Complexity , Ambiguity ) diperhatikan agar tidak terkena dampak negatif dari penggunaan teknologi,” ucap Ifah.
Dengan kondisi kemajuan teknologi seperti ini, Ifah Hanifah menyebutkan terdapat beberapa tantangan yang dialami orang tua dalam mendidik gen alfa. Mulai dari teknologi bagai pedang bermata dua, gen alfa yang diprediksi tidak memiliki kedekatan yang kental dengan sejarah dan budaya nenek moyangnya, perilaku bermain gen alfa yang berubah, hingga kenyataan bahwa mereka cerdas dan menguasai teknologi, namun juga harus bersaing dengan AI.
Sebagai solusinya, ia memberikan panduan kepada orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pertama, orang tua diharapkan dapat menjadi filter untuk memilih dan memilah informasi. Kedua, orang tua menerapkan kesepakatan yang dibuat bersama anak terkait batasan waktu penggunaan gadget secara disiplin. Ketiga, orang tua mengenalkan dunia global, tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal ( act locally, think globally ).
Keempat, orang tua menumbuhkan karakter positif yang memanusiakan manusia. Maksud dari poin ini, peran orang tua sebagai benteng ketahanan keluarga adalah menanamkan kebiasaan jujur, empati, menghormati diri sendiri dan orang lain, kreatif, dan tidak konsumtif pada anaknya.
Kelima, orang tua mengajarkan netiket (etika digital) yang mencakup tata krama dan sopan santun pada anaknya. Keenam, orang tua mengembangkan kemauan dan daya juang anaknya, yakni menemani dan berimprovisasi kepada mereka. Terakhir, orang tua diharapkan untuk membiasakan anak bersosialisasi di dunia nyata.
Sumber: Kemendikbud.com
(Red)