Keuntungan Rokok Ilegal Untuk Kuasai Lahan
Dugaan bahwa Akim menggunakan keuntungan rokok ilegal untuk mendanai penguasaan lahan dan menutup kasus perobohan Hotel Purajaya memiliki dasar kuat di dalam riset Gegana berdasarkan data dari media serta laporan observasi independent bersama Gegana.
Publik dan aktivis menuntut agar aparat penegak hukum (polisi, Bea Cukai, lembaga pidana ekonomi) menelusuri aliran dana ini dengan serius, dan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap konsorsium Pasifik, terutama terkait rokok ilegal serta real estate dan/atau penguasaan lahan.
Uang yang beredar dari rokok ilegal di Batam, seperti merek HD, T3, OFO, sangat besar. Sulit dijelaskan jika peredaran rokok yang begitu besar tidak terkait dengan oknum pejabat di Bea Cukai, seperti Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai Batam, Zaki Firmansyah.
Meski demikian, Bea Cukai Batam beberapa waktu lalu menyita 403.276 batang rokok illegal. Nilai barang dari penyitaan selama itu diperkirakan mencapai Rp 16,26 miliar. Potensi kerugian negara (karena tidak tertagih cukai) dari barang ilegal tersebut diperkirakan Rp7,93 miliar. Harian Kompas melaporkan dari Januari–April 2025, Bea Cukai Batam menggagalkan peredaran rokok & minuman ilegal senilai Rp37,5 miliar. Dan, TNI AL & Bea Cukai, 3,53 juta batang rokok ilegal disita senilai Rp5,3 miliar.
Angka-angka itu, menurut Gegana hanya angka ‘puncak gunung es’ di mana yang ditangkap hanya Sebagian kecil dan menutupi peredaran besar yang terjadi dari berbagai pintu pelabuhan yang menuju berbagai daerah di Indonesia. Operasi penindakan tidak mencakup semua peredaran ilegal. Apa yang disita Bea Cukai hanyalah porsi dari total peredaran ilegal, banyak rokok gelap yang lolos dari razia.
Nilai barang vs keuntungan penjual/distributor: Nilai ‘barang’ (harga grosir/pasar ilegal) berbeda dengan margin keuntungan para pelaku ilegal. Mendapatkan aliran keuntungan bersih per batang sangat sulit diestimasi tanpa data internal sindikat. Frekuensi penindakan fluktuatif. Penindakan bisa dilakukan beberapa kali dalam periode tertentu; data operasi tidak selalu merata harian.
Variasi jenis rokok ilegal: Ada banyak merek ilegal (HD, T3, OFO, dan lain-lain), dengan harga berbeda-beda, sehingga ‘nilai rata-rata per batang’ sulit ditetapkan. Sehingga disimpulkan, tidak ada angka publik tegas yang menyatakan rokok ilegal di Batam menghasilkan X miliar rupiah per hari secara pasti. Berdasarkan data penyitaan dan estimasi nilai barang ilegal, aliran uang berpotensi ratusan juta hingga miliaran rupiah per hari, tergantung asumsi skala peredaran. (tim red).






